secarik ungkapan hati

aku berjalan dengan tujuan..
menapakkan kaki bukan hanya mengikuti bekas langkah orang lain...
tujuanku terpampang jelas dan terpatri kuat didalam kokohnya keyakinanku...

aku bukanlah seperti yang dulu....
ketika maksiat masih menyelimuti dalam kelam kehidupanku...
ku melangkah bukan tanpa arah....
menjadi seorang hamba yang taat kepada Robb;ku....
adalah sebuah kebahagiaan yang tak ternilai sampai akhir nafas terakhir...
keridhoanNya adalah hal yang kuburu, takkan pernah berhenti meletakkan kening ini,bersujud bersimpuh...

tak pelak, aku bukanlah orang yang dulu...
dipermainkan dalam tujuan yang menerawang jauh...
yang tak terpikirkan kemana arah akan dituju.....

Demi Tuhan Semesta Alam, aku bersyukur...
aku tak mau menajdi hambaNya yang kufur....
ku berdoa agar senantiasa istiqomah, utk senantiasa merasakan manisnya iman...
yang dilimpahkan hingga waktu hari penghabisan......

Novrand Al fatih

                     Sejatinya diri ini adalah seorang hamba yang ingin selalu melakukan yang terbaik, memilah sesuatu hal yang baik dan buruk, bijak dalam menentukannya, itulah semestinya. tapi entah ada apa pada diri ini. Begitu sungkan, rapuh dan labilnya pemikiranku yang menyebabkan aku seringkali terperosok dalam jurang kenistaan, kemunafikan bahkan berulangkali.

                    Terkadang menetes air mata ini, begitu lemah dihadapan-Nya. bercucuran mengharap ampunan dan belas kasih-Nya. tapi entah setan apa yang mengusik pikiranku. begitu mudah aku melupakan.

                    Tapi yakinlah aku bukan tipe orang yang mudah berputus asa, menyerah kepada nafsu yang melenakan, menghanyutkan diri dalam lumpur kenistaan, bangkit adalah pilihan yang pasti karena aku yaqin. Dia tidak akan membiarkan hamba-Nya tersesat ketika seorang hamba memohon petunjuk dan mengharapkan jalan cahaya dari-Nya.
 

       
          Benar kata orang, ketika kita telah memiliki sesuatu, terkadang kita tidak sadar bahwa hal itu sangatlah berharga nilainya dan kita bahkan nyaris menyia-nyiakannya. Dan banyak orang mengatakan seharusnya kamu bersyukur akan hal yang telah kamu miliki.
           
             Tapi ini lain halnya dengan yang sedang terjadi pada diriku dan dirinya. sejujurnya aku sangat bersyukur telah memilikinya dan bahkan sangat takut untuk kehilangannya.
             
              kemudian mereka mengatakan, lalu apakah kamu sadar apa yang kamu lakukan adalah hal sebaliknya,
tapi bagiku tidak, aku yakin dengan melepaskannya akan dapat membuatnya menjadi lebih baik dengan rasa sakit untukku yang akan menjadi resikonya. ini adalah bentuk rasa sayang ini kepadanya, aku takut dia terlalu jauh mencintaiku, dan melalaikan cinta untuk-Nya yang seharusnya di berikan kepada sang maha pemilik cinta. dan aku tidak ingin dia jatuh lebih jauh dalam perjalanan kisah yang semu itu, dalam ikatan yang tidak mendapatkan ridho dari-Nya.

                 karena semakin ku menyayanginya, semakin aku harus rela untuk melepasnya, dan aku ingin dia mengetahui bahwa ini bukanlah akhir segalanya, perjalanan ku dan dia masih sangatlah panjang, aku takut terlampau sering aku menyakitinya tanpa aku sadari itu,
               
                 Seandainya dia tahu dan mengerti, bahwa aku akan terus mencoba menunggu, hingga saatnya tiba disaat aku pun merasa mampu mengarungi kehidupan dunia ini, dan memiliki bekal yang cukup untuk mencapai sebuah kebahagiaan yang sebenarnya dalam naungan rahmat-Nya.
aku akan kembali,,,,,,,,

lihatlah,,,
terlampau jauh cerita kisah kita,,,
disaat kita ingin kembali,,,
tampak kesulitan akan menghampiri,,

jangan salahkan diri,,,
memang hati tak dapat ditebak kemana arahnya,,
ketika suatu petunjuk datang,,,

kekesalan mendengar semua itu,,,
bahwa memang, belum saatnya sekarang,,,
jalan untuk kita lalui masih berliku,,,

berhenti sekarang, ,,
akan melemahkan langkah kaki,,,
yang seharusnya selalu kau pijakkan,,
untuk merengkuh, cita mu,,,,

bukan sekarang,,,
belum untuk saat ini,,,
yakinlah, kau sangat aku cintai,,,

tapi, apalah makna nya,,
jika kepalsuan akan terus menghampiri,,
hingga kita benar benar bersatu,,,

biarkanlah langkahmu,,
berjalan sejenak, pergi perlahan meninggalkanku,,,
meski ku yakin hati ini akan sakit,,,

malam terasa mulai tampak gelap,,,,
menutupi nuansa cahaya yang kelabu,,,
bagaikan jiwa yang tergugurkan semangat dalam kepekatan,,

entah apa yang tengah aku rasakan,,
disaat seharusnya raga ini, berlari menyambut gemerciknya kebahagiaan,,
gelisah dan gundah tetap tak dapat aku tepiskan,,,

sadarkah atau tahukah aku, makna ketakutan,,,
aku belajar memahami makna hidup yang sulit aku pikirkan,,,
terkadang riang itu tiba,,,
membalikkan kerisauan yang selalu menekan kalbu,,,

dan sebaliknya, dikala hati ini meronta,,
menolak terbitnya kerisauan itu,,,
tak kuasa menahan,,,

jujur, kemunafikanku,,,
tak tergambarkan oleh kata kata yang jelas,,
tak dapat dilihat dengan otak yang coba memikirkan,,

tapi, akan kulihat nanti,,
apakah masih tetap seperti ini,,,
atau apakah hati ini memang sudah rapuh,,,

entahlah, aku hanya bergerak, berputar mengikuti rotasi kehidupan...
tanpa tahu alur perputaran itu,,,,